Rabu, 01 September 2021

Keberanian dalam kebenaran (Syajaah & Jujur)

 


Akhlak mulia yang harus dimiliki oleh setiap muslim adalah Syajā’ah .Ditinjau dari makna bahasa, ia memiliki arti: Nyata/jelas kekuatan, keberanian, tekun, kegagahannya; kekuatan hati menghadapi keputusasaan; tenang, sabar, menguasai diri.” Adapun makna istilah dari syaja’ah adalah “kemampuan
menundukkan jiwa agar tetap tegar, teguh, dan tetap maju saat 
berhadapan dengan problematika hidup, musuh atau musibah.” Berdasarkan pengertian tersebut, syajā’ah mencakup kekuatan akal sehat untuk mengendalikan nafsu agar tidak berbuat sekehendaknya. Makna lainnya adalah berani karena benar, dan berani membela kebenaran. Bukan makna syaja’ah, jika berani menentang siapa saja dengan tidak mempedulikan benar atau salah, berani memperturutkan hawa nafsu, akan tetapi berani yang didasari kebenaran dan berani karena membela kebenaran, serta berbuat menurut pertimbangan akal sehatnya.

Selanjutnya, antonim (lawan) dari syajā’ah adalah al-jubn  yang artinya pengecut. Sikap seperti itu merupakan sikap tercela. Sifat pengecut sangat berbahaya, terutama pengecut dalam berkomitmen
terhadap kebenaran, karena takut celaan manusia; takut kehilangan harta dunia; atau takut terhadap berbagai resiko perjuangan. Jika ini terjadi, maka bersiaplah menerima kekalahan, kehinaan, dan kegagalan. 
Penakut adalah sifat tercela, sifat orang-orang yang tidak benarbenar takut kepada Allah Swt. Perilaku syaja’ah mengandung juga makna kesabaran. Seseorang dapat bersabar terhadap sesuatu, jika
dalam jiwanya ada keberanian menerima musibah, atau keberanian dalam mengerjakan sesuatu. Pada diri seorang pengecut, sukar didapatkan sikap sabar, berani, serta jujur terhadap diri sendiri.


Firman Allah Swt.
فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
Artinya: Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (Q.S. Hūd/11 : 112).

Sifat syaja’ah harus terhujam secara mendalam di dada setiap muslim. Sebab jika tidak, umat Islam akan kehilangan izzah (wibawa, kehormatan, dan kemuliaan). Begitu juga, umat Islam harus selalu
berani bersikap dan menghindari sifat
ikut-ikutan, tidak memiliki pendirian, tidak konsisten, plin plan, semua itu menjadi faktor yang memperlemah dan runtuhnya kemuliaan Islam dan wibawa kaum

0 komentar:

Posting Komentar