This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Selasa, 16 November 2021
Menyajikan Keterkaitan antara Berpikir Kritis dengan Ciri Orang Berakal (Ulil Albab) sesuai Pesan Q.S. Āli-Imrān/3: 190-191
Senin, 15 November 2021
Menyolatkan Jenazah
Proses ketiga setelah jenazah itu dikafani adalah menyalatkan. Adapun ketentuannya sebagai berikut:
2) Syarat Shalat Jenazah
b) Jika jenazah laki-laki, posisi imam berdiri sejajar dengan kepalanya. Sebaliknya, jika jenazah perempuan, posisi berdirinya sejajar dengan perutnya.
c) Jenazah diletakkan di arah kiblat orang yang menyalatkan, kecuali shalat di atas kubur atau shalat gaib.
a) Mengangkat tangan setiap kali takbir.
b) Merendahkan suara bacaan (sirr), seperti bacaan pada Shalat
Dzuhur atau Ashar.
c) Membaca ta’awwudz terlebih dahulu.
d) Disunatkan banyak jama’ahnya (makmum), minimal 3 shaf (jika tempatnya memungkinkan, tetapi jika tidak memungkinkan boleh lebih dari 3 shaf, bahkan jika jamaahnya sedikit, tetap
dibuat 3 shaf).
a) Berniat.
b) Berdiri bagi yang mampu (kecuali bila ada udzurnya).
c) Melakukan 4 kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).
d) Setelah takbir pertama, membaca Q.S. Al-Fatihah.
e) Setelah takbir kedua, membaca shalawat Nabi Saw.
f) Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah.
g) Salam setelah takbir keempat.
Shalat jenazah dilaksanakan sebagai berikut.
c) Lakukan takbir yang kedua, lanjutkan membaca shalawat atas Nabi Muhammad Saw. (usahakan membaca shalawat yang lengkap seperti bacaan shalat pada tahiyyat akhir).
Kamis, 04 November 2021
Tafsir Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191
Mengafani Jenazah
Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 (lima) lembar kain, urutannya sebagai berikut.
a) Lembar 1 untuk menutupi seluruh badan.
b) Lembar 2 sebagai kerudung kepala.
c) Lembar 3 sebagai baju kurung.
d) Lembar 4 menutup pinggang hingga kaki.
e) Lembar 5 menutup pinggul dan paha.
Adapun tata cara mengafani jenazah perempuan adalah sebagai berikut:
a) Susun kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk masing-masing bagian dengan tertib. Lalu, angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan di atas kain kafan sejajar, serta taburi dengan wangi-wangian atau dengan kapur barus.
b) Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
c) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
d) Pakaikan sarung, juga baju kurungnya.
e) Rapikan rambutnya, lalu julurkan ke belakang.
f) Pakaikan kerudung.
g) Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan cara menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu digulungkan ke dalam.
h) Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.
Senin, 01 November 2021
Makna Q.S. Ali-Imran/3:190-191 tentang Berfkir Kritis
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
190. Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal," (QS. Ali Imran: 190)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
191. Artinya: "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka," (QS. Ali Imran: 191)
b. Asbabunnuzul Q.S. Ali Imran/3 : 190-191
Kamis, 28 Oktober 2021
Mengafani Jenazah
Mengafani jenazah adalah menutupi atau membungkus jenazah dengan sesuatu yang dapat menutupi
tubuhnya, walau hanya sehelai kain dari ujung rambut sampai ujung kaki, meskipun para fuqaha (ahli fqh), memilahnya antara batas minimal dan batas sempurna. Kain kafan yang dipergunakan hendaknya berwarna putih dan diberi wewangian, bila mengkafani lebih dari ketentuan batas, maka hukumnya makruh, sebab dianggap berlebihan. Batas minimal mengafani jenazah, baik laki-laki maupun
perempuan, adalah selembar kain yang dapat menutupi seluruh tubuh jenazah, sedangkan batas sempurna bagi jenazah laki-laki adalah 3 lapis kain kafan.
1) Hal-hal yang Disunnahkan dalam Mengkafani Jenazah
a) Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan menutupi seluruh tubuh jenazah.
b) Kain kafan hendaknya berwarna putih.
c) Jumlah kain kafan untuk jenazah laki-laki hendaknya 3 (tiga) lapis, sedangkan bagi jenazah perempuan 5 (lima) lapis
Dari ‘Aisyah r.a., bahwa Rasulullah Saw (saat wafat) dikafani jasadnya dengan 3 (tiga) helai kain yang
sangat putih, terbuat dari katun dari negeri Yaman, dan tidak dikenakan padanya baju dan serban
(tutup kepala). (HR. Bukhari)
Sebelum kain kafan digunakan untuk membungkus atau mengkafani jenazah, kain kafan hendaknya diberi wangi-wangian terlebih dahulu. Tidak berlebih-lebihan dalam mengkafani jenazah.
a) Kain kafan diperoleh dengan cara halal, yakni dari harta eninggalan jenazah, ahli waris, atau diambil dari baitul mal (jika tersedia), atau dibebankan kepada orang Islam yang mampu.
murah).
kelaminnya. Rinciannya sebagai berikut.
a) Bentangkan kain kafan sehelai demi helai, yang paling bawah lebih lebar dan luas serta setiap lapisan diberi kapur barus.
b) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan
kain dan letakkan di atas kain kafan memanjang lalu ditaburi wangi-wangian.
c) Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, qubul dan dubur) yang mungkin masih mengeluarkan kotoran dengan kapas.
d) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung lembar sebelah kiri. Selanjutnya, lakukan seperti tersebut selembar demi lembar dengan cara yang lembut.
e) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain kafan 3 (tiga) atau 5 (lima) ikatan.
f) Jika kain kafan tidak cukup menutupi seluruh badan jenazah, tutuplah bagian kepalanya, dan bagian kakinya boleh terbuka, namun tutup dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika tidak ada kain kafan, kecuali sekadar menutup aurat, tutuplah dengan apa saja yang ada.
Rasulullah Saw. bersabda yang artinya: Kami hijrah bersama Rasulullah Saw. dengan mengharapkan
ridha Allah Swt., kami sangat berharap diterima pahala kami,karena di antara kami ada yang meninggal sebelum memperoleh hasil duniawi sedikit pun juga. Misalnya Mash’ab bin Umair, dia tewas terbunuh di perang Uhud, dan tidak ada buat kain kafannya, kecuali selembar kain burdah. Jika kepalanya
ditutup, terbukalah kakinya dan jika kakinya ditutup, tersembul kepalanya, maka Nabi Saw. menyuruh kami menutupi kepalanya dan menaruh rumput izhir pada kedua kakinya.” (H.R. Bukhari)
- Jenazah Perempuan
Kain kafan untuk jenazah perempuan terdiri dari 5 (lima)
lembar kain, urutannya sebagai berikut.
a) Lembar 1 untuk menutupi seluruh badan.
b) Lembar 2 sebagai kerudung kepala.
c) Lembar 3 sebagai baju kurung.
d) Lembar 4 menutup pinggang hingga kaki.
e) Lembar 5 menutup pinggul dan paha.
Adapun tata cara mengafani jenazah perempuan adalah
sebagai berikut:
a) Susun kain kafan yang sudah dipotong-potong untuk
masing-masing bagian dengan tertib. Lalu, angkatlah
jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan di atas kain kafan sejajar, serta taburi dengan
wangi-wangian atau dengan kapur barus.
b) Tutuplah lubang-lubang yang mungkin masih
mengeluarkan kotoran dengan kapas.
c) Tutupkan kain pembungkus pada kedua pahanya.
d) Pakaikan sarung, juga baju kurungnya.
e) Rapikan rambutnya, lalu julurkan ke belakang.
f) Pakaikan kerudung.
g) Membungkus dengan lembar kain terakhir dengan
cara menemukan kedua ujung kain kiri dan kanan lalu
digulungkan ke dalam.
h) Ikat dengan tali pengikat yang telah disiapkan.
Kamis, 21 Oktober 2021
Memandikan Jenazah
Senin, 18 Oktober 2021
PENGURUSAN / PERAWATAN JENAZAH (KEMATIAN)
keburukan. Allah Swt. sudah memberikan segalanya, saat manusia berada di dunia diberinya panca indera, akal, qalbu (hati nurani), diturunkan para Nabi dan Rasul agar diteladani, dan di antaranya
dibarengi dengan wahyu. Apalagi adanya hidup dan mati itu sebagai ujian bagi manusia, siapa yang paling baik amalnya (perhatikan Q.S. al-Mulk/67: 2).
lain: mentalqin-kan (menuntun bacaan tauhid) di telinga seseorang dengan suara jelas dan tegas, tetapi jika sudah dalam keadaan sangat kritis, cukup dibimbing hanya dengan lafal “Allah” saja. Sementara itu, ada beberapa langkah atau tindakan yang harus dilaksakaan, saat kematian itu sudah terjadi, yaitu sebagai berikut:
a. Segera mengatupkan atau memejamkan matanya, karena saat ruh sudah dicabut, mata jenazah mengikuti arahnya.
b. Melenturkan persendiannya agar tidak menjadi kaku dan keras.
c. Menanggalkan pakaian dan perhiasannya dan diganti dengan pakaian yang menutupi dan melindungi seluruh tubuhnya.
d. Membetulkan letak anggota tubuhnya serta membujurkannya ke arah kiblat.
e. Menyegerakan seluruh proses pengurusan jenazah.
f. Membayarkan utang-utangnya.
Jumat, 24 September 2021
Hikmah Perilaku Jujur dan Syajaah (Berani) Jujur
Hkmah Jujur
Perilaku Cerminan Iman Kepada Qada dan Qadar
Rabu, 22 September 2021
Fungsi Iman kepada Qada dan Qadar dalam kehidupan Sehari- hari
sehari-hari adalah sebagai berikut:
1. Mendorong Kemajuan dan Kemakmuran Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah
Swt. sudah diberi ukuran, takaran, sifat, dan undang-undang. Panas matahari tidak mampu membuat air mendidih, tetapi ia sangat berguna bagi kesehatan manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan, selain
sebagai alat penerang yang mengalahkan cahaya bulan dan lampu. Bumi, langit, dan isinya diciptakan untuk manusia sebagai khalifah. Dengan iman kepada takdir, hendaknya manusia dapat menyelidiki
Iman kepada takdir mendidik manusia untuk berbaik sangka pada ketetapan Allah karena apa yang kita inginkan belum tentu berakibat baik, demikian pula sebaliknya.
4. Melatih Kesabaran
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmatAllah, sesungguhnya tidak putus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafr.» (Q.S. Yusuf/12: 87)
Hubungan Takdir, ikhtiar doa dan tawakkal
4. Tawakal
Senin, 20 September 2021
Petaka Orang Yang Bohong
صِدِّيقًا وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
وَمَن يَغۡلُلۡ يَأۡتِ بِمَا غَلَّ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ ۚ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٍ مَّا كَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ
Landasan Syaja’ah untuk Kejujuran
Jumat, 17 September 2021
Kaitan antara Takdir, Ikhtiar dan TawakkaL
Kenyataan menunjukkan bahwa siapa pun orangnya tidak mampu mengetahui
takdirnya. Jangankan peristiwa masa depan, hari esok terjadi apa, tidak ada yang mampu mengetahuinya. Siapa pun yang berusaha dengan sungguh-sungguh sesuai hukum-hukum Allah Swt. disertai dengan do’a, ikhlas, dan tawakal kepada Allah Swt., dipastikan akan memperoleh keberhasilan dan mendapatkan cita-cita sesuai tujuan yang ditetapkan.
perbatasan, ada yang menyampaikan laporan bahwa di negeri Syam tersebut tengah terjangkit penyakit menular. Khalifah Umar bin Khattab r.a. akhirnya memutuskan untuk membatalkan kepergiannya ke negeri Syam dan kembali pulang ke Madinah. Abu Baidah berkata kepada
Khalifah, «Mengapa Anda lari dari takdir Allah?» Khalifah Umar bin Khattab r.a. menjawab, «Kami lari dari takdir untuk mengejar takdir pula.» Maksud dari pernyataan `lari dari takdir menuju takdir› itu adalah bahwa mereka memilih meninggalkan takdir yang buruk menuju pada takdir yang lebih baik. Manusia yang telah diberi ftrah dan pengetahuan untuk dapat membedakan baik dan buruk pasti akan senantiasa mampu menaati segala kebaikan dan menjauhi keburukan.
Keterkaitan Syajā’ah dengan Kejujuran
Berikut ini, faktor-faktor penyebab seseorang memiliki sikap syaja’ah.
1) Adanya perasaan takut hanya kepada Allah Swt., selama seseorang itu meyakini apa yang dilakukannya dalam rangka menjalankan perintah-Nya, maka tidak perlu takut kepada siapa pun, kecuali hanya kepada Allah Swt.
4) Tidak pernah ragu dengan kebenaran. Perasaan ragu harus dikikis dengan ilmu, karena ilmu itu menerangi, memudahkan jalan-jalan kesusksesan. Sebab itu, hilangkan sikap ragu, dan bersamaan
dengan itu, pertebal keyakinan agar tergolong menjadi manusia yang berani dan jujur.
5) Ketika tidak menomorsatukan kekuatan materi. Sebab, materi memang diperlukan dalam perjuangan, tetapi tidak segala-galanya, hanya Allah Swt. yang mampu menentukan segala sesuatu.
6) Terbiasa bertawakal, dan yakin adanya pertolongan Allah Swt. Membela kebenaran itu tidak mudah dan sukar, namun dengan ikhtiar yang maksimal, keberhasilan akan didapat. Istilahnya, kewajiban manusia hanya berikhtiar, Allah-lah yang menentukan berhasil tidaknya usaha manusia. Di sisi lain, perhatikan orangorang di sekitar Anda, hampir 99% keberhasilan itu didapat dari ikhtiar yang sungguh-sungguh, tekun, ulet, rajin, dan tentu tidak melupakan adanya inayah Allah Swt.
Rabu, 15 September 2021
Macam-Macam Takdir & Kaitan antara Takdir, Ikhtiar dan Tawakkal
Mengenai hubungan antara Qada dan Qadar dengan ikhtiar, do’a dan tawakal ini, para ulama berpendapat, bahwa takdir itu ada dua macam seperti berikut.
a. Takdir Mua’llaqTakdir Mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan atau tidak dapat ditawar-tawar lagi oleh manusia. Misalnya, ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit, atau dilahirkan
dengan kulit hitam sedangkan ibu dan bapak kulit putih, dan sebagainya.
Takdir sebagaimana telah dijelaskan adalah takaran, ukuran, ketetapan, peraturan, undang-undang yang diciptakan Allah tertulis di Lauh Mahfuz sejak zaman azali dan berlaku bagi semua makhluk-Nya.