This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 30 Agustus 2021

Pentingnya Kejujuran

 


Jujur memiliki arti kesesuaian antara apa yang diucapkan atau diperbuat dengan kenyataan yang ada. Jadi, kalau suatu berita sesuai dengan keadaan yang ada, dikatakan benar/jujur, tetapi kalau tidak, dikatakan dusta. Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk berlaku benar baik dalam perbuatan maupun ucapan, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan bersama lah kamu dengan orang-orang yang benar.” (Q.S. at-Taubah/9: 119)

Kejujuran itu ada pada  ucapan juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. Ketika berani mengatakan “tidak” untuk korupsi berusaha menjauhi perilaku korupsi. Jangan sampai mengatakan tidak, kenyataannya ia melakukan korupsi. Demikian juga seorang munafik tidaklahd dikatakansebagai seorang yang jujur karena dia menampakkan dirinya sebagai seorang yang bertauhid, padahal hatinya tidak. Yang jelas, kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman, sedangkan lawannya, dusta, merupakan sifat orang yang munafik. Ciri-ciri orang munafik adalah dusta, ingkarjanji, dan khianat, sebagaimana sabda Rasulullah saw. berikut ini:

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Muhammad saw. bersabda “Tanda orang munafik itu ada 3, yaitu: Apabila berbicara dusta, apabila berjanji mengingkari dan apabila dipercaya khianat.” (HR. Bukhari Muslim).


Ibnul Qayyim berkata, dasar iman adalah kejujuran (kebenaran), sedangkan dasar nifaq adalah kebohongan atau kedustaan. Tidak akan pernah bertemu antarakedustaan dan keimanan melainkan akan saling bertentangan satu sama lain. Allah Swt menegaskan bahwa tidak ada yang bermanfaat bagi seorang hamba dan yang mampu menyelamatkannya dari azab, kecuali kejujurannya (kebenarannya).

Artinya: “Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.Allah riḍa kepada mereka dan mereka pun riḍa kepada-Nya. Itulahkemenangan yang agung.” (Q.S. al-Māidah/5: 119)

Senin, 23 Agustus 2021

Perilaku Cerminan Iman kepada Hari Akhir dan Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir


Tanpa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, keimanan kepada hari Akhir tidak akan mendapatkan nilai yang maksimal bagi seseorang atau manfaat bagi lingkungannya. Dengan demikian, menunjukkan perilaku yang sesuai dengan cerminan terhadap keimanan tersebut. mutlak diperlukan. Beberapa perilaku tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Melakukan segala pekerjaan yang positif dengan hati riang dan ikhlas
2. Meneladani perilaku terpuji dari siapa pun tanpa memandang latar belakangnya dan berusaha menerapkan dalam diri pribadi
3. Takut untuk melakukan dosa dan maksiat karena kita tidak pernah mengetahui kedatangan hari kiamat tersebut
4. Segera bertobat apabila melakukan kesalahan dan segera berusaha memperbaikinya

5. Tidak ragu untuk menolong orang yang kesusahan karena Allah pasti akan membalasnya. Apabila tidak di dunia ini, Allah pasti akan memberikannya tanpa kecuali.
6. Allah Maha tahu segala hal, termasuk dalam memberikan yang terbaik bagi kehidupan hamba-Nya. Dengan demikian kita harus selalu 
berhusnuzzan (berprasangka balk) terhadap-Nya.
7. Mampu memilih prioritas pekerjaan yang memiliki lebih banyak manfaatnya dan bernilai ibadah.
8. Senantiasa berhati-hati dalam melakukan suatu perbuatan karena Allah Maha Melihat dan Maha Menilai.
9. Senantiasa berusaha bersikap adil karena hal tersebut akan diperhitungkan di akhirat kelak.
10. Takut untuk melakukan dosa dan kesalahan karena Allah tidak akan melewatkan penilaian-Nya sedikit pun.
11. Senantiasa berniat bahwa segala amal ibadah dilakukan dengan ikhlas dan dengan mengharapkan rida Allah swt.
12. Melakukan kebajikan dan ibadah semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan karena hal tersebut akan menjadi tabungan atau bekal  di akhirat.
13. Yakin bahwa sekecil apa pun perbuatan ada balasannya di akhirat sehingga tidak perlu sombong atas suatu prestasi.
14. Berikhtiar untuk meraih sesuatu karena beramal di dunia merupakan ladang akhirat yang akan di panen kelak. 
15 Tidak larut dalam kehidupan duniawi, tetapi cinta dunia hanya sekadar untuk beramal demi akhirat. 16. Menyadari bahwa hidup di dunia hanya sebentar sehingga harus berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya.
17. Apabila telah melakukan perbuatan buruk, hendaknya segera bertobat dan mengiringinya dengan berbuat baik agar di akhirat tidak menjadi orang yang merugi.

Hikmah Beriman kepada Hari Akhir
Semua ciptaan Allah Swt. yang lahir di dunia mempunyai hikmah karena Allah Swt. tidak menjadikan sesuatu sia-sia belaka tanpa tujuan dan hikmah di dalamnya. Di bawah ini beberapa hikmah iman kepada Hari Akhir.
1. Muncul rasa kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral yang mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia dan di akhirat.
2. Menyejukkan dan menggembirakan hati orang-orang mukmin dengan segala kenikmatan akhirat yang sama sekali tidak dirasakan di alam dunia ini.
3. Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan mengharapkan mau’nah-Nya pada hari itu.
4. Senantiasa termotivasi untuk beramal baik dengan ikhlas.
5. Senantiasa menghindari niat-niat yang buruk apalagi melaksanakannya;
6. Menjauhkan diri dari asumsi-asumsi yang mengkiaskan apa yang ada di dunia ini dengan apa yang ada di akhirat.


Kamis, 12 Agustus 2021

Hari Kiamat Menurut Ilmu Pengetahuan


Gambar Hanya Ilustrasi Perbandingannya Kedashyatan Hari Kiamat Tidak Bisa di Bayangkan

 Hari kiamat memiliki makna yang sangat banyak. Berbagai disiplin ilmu dan banyak teori berusaha menjelaskannya. Berikut ini adalah tiga dari banyak asumsi dalam teori yang mengemukakan tentang hari kiamat:

Hari kiamat adalah saat bumi terjadi dari gas yang berputar atau yang dinamakan chaos catastrope. Setelah diam, gas tersebut menjadi dingin. Gas yang berat tersebut mengendap ke bawah dan yang ringan berada di atas.

Melalui proses evolusi yang panjang, gas yang berada di bagian luar kemudian mengeras menjadi batu, kerikil, pasir, dan lain sebagainya. Sementara itu, gas yang berada di bagian tengah masih dalam kondisi panas.

Zat panas tersebut kemudian bercampur dengan lava, lahar, batu, dan pasir panas. Bumi yang beredar lantaran adanya daya tarik matahari terhadap bumi pun berkurang. Akibatnya, bumi akan bergeser dari matahari sehingga membuat putaran bumi semakin cepat dan akan mengalami nasib seperti meteor yang menyala atau hancur.

Teori Fisika

Kiamat menurut teori fisika adalah letak matahari kira-kira 150 juta km jauhnya dari bumi. Meski begitu, sinar matahari sampai ke bumi selama 8 menit 20 detik. Garis tengah matahari = 1,4 juta km, dan luas permukaannya 616 x 1010 km = 622160 km.

Menurut ahli fisika, energi matahari yang dipancarkan ke angkasa dan sekitarnya adalah 5,7 x 1027 kalori = 5853,9 kalori/menit dan dapat menyala selama 50 milyar tahun dengan panas sebesar 15 juta derajat celcius.

Apabila suatu saat matahari tidak muncul atau cahayanya redup sebab tenaga atau sinarnya habis, maka tidak ada angin dan awan. Angin dan awan yang tidak ada mengakibatkan hujan menjadi tidak akan turun. Karena itulah, gunung-gunung pun akan meletus, ombak bergulung-gulung, dan air laut naik sehingga menghancurkan bumi.


Bukti  Inderawi  dalam Al-Qur’an

Imam Ath Thabari dan Ibnu Katsir menyatakan bahwa telah diperlihatkan peristiwa-peristiwa yang menakjubkan di dunia. Ada peristiwa pembunuhan yang dipermasalahkan oleh Bani Israil, akan di hidupkan kembali oleh Allah Swt. hanya dengan perantaraan daging sapi yang dipukulkan ke tubuh orang yang terbunuh.

Kisah ini tercantum dalam dua ayat AL-Qur’an sebagai berikut:

Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 72

وَإِذْ قَتَلْتُمْ نَفْسًا فَٱدَّٰرَْٰٔتُمْ فِيهَا ۖ وَٱللَّهُ مُخْرِجٌ مَّا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ

Wa iż qataltum nafsan faddāra’tum fīhā, wallāhu mukhrijum mā kuntum taktumụn

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.”

Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 73

فَقُلْنَا ٱضْرِبُوهُ بِبَعْضِهَا ۚ كَذَٰلِكَ يُحْىِ ٱللَّهُ ٱلْمَوْتَىٰ وَيُرِيكُمْ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Fa qulnaḍribụhu biba’ḍihā, każālika yuḥyillāhul-mautā wa yurīkum āyātihī la’allakum ta’qilụn

Artinya: Lalu Kami berfirman: “Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!”

Demikianlah penjelasan dalam Al-Qur’an tentang menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-Nya agar kamu mengerti. Peristiwa Nabi Ibrahim dan burung-burung yang dicincangnya kemudian diletakkan di tiap-tiap bagian di atas bukit lalu Allah Swt. berfirman:

Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 260

وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ أَرِنِى كَيْفَ تُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ ۖ قَالَ أَوَلَمْ تُؤْمِن ۖ قَالَ بَلَىٰ وَلَٰكِن لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِى ۖ قَالَ فَخُذْ أَرْبَعَةً مِّنَ ٱلطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ إِلَيْكَ ثُمَّ ٱجْعَلْ عَلَىٰ كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ٱدْعُهُنَّ يَأْتِينَكَ سَعْيًا ۚ وَٱعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Wa iż qāla ibrāhīmu rabbi arinī kaifa tuḥyil-mautā, qāla a wa lam tu`min, qāla balā wa lākil liyaṭma`inna qalbī, qāla fakhuż arba’atam minaṭ-ṭairi fa ṣur-hunna ilaika ṡummaj’al ‘alā kulli jabalim min-hunna juz`an ṡummad’uhunna ya`tīnaka sa’yā, wa’lam annallāha ‘azīzun ḥakīm

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Dua informasi tentang bukti dalam Al-Qur’an terkait hari kiamat memang dijelaskan oleh al-Qur’an. Tapi, penjelasan tersebut bukanlah berita langsung bahwa Hari Akhir akan datang. Dua hal tersebut adalah informasi historis atau sejarah tentang peristiwa yang pernah terjadi dan menjadi bukti secara indrawi bahwa kiamat pasti akan datang.

Selasa, 10 Agustus 2021

Kiamat Kubra

 

Foto hanya ilustrasi sekian kecil perbandingannya


Kiamat Kubra adalah peristiwa yang amat besar karena pada saat itu dengan qudrat dan iradat-Nya, alam semesta beserta isinya akan hancur binasa. Kiamat kubra merupakan rahasia Allah swt. dan akan datang dengan kehendakNya. Allah swt. berfrman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَىْءٌ عَظِيمٌ

Artinya: “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya kegoncangan pada hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang amat besar (dahsyat).” (Q.S. al-Hajj/22:1)

Kemudian dalam firman Allah dinyatakan sebagai berikut.
 إِنَّ ٱلسَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَىٰ كُلُّ نَفْسٍۭ بِمَا تَسْعَىٰ
Artinya: “Dan bahwasanya saat kiamat itu pasti datang dan akan Aku rahasiakan untuk memberi pembalasan kepada setiap diri menurut apa yang telah diusahakannya.” (Q.S. Ta-ha/20 : 15)

Dari dalil-dalil naqli di atas, kiamat Kubra pasti akan terjadi dan merupakan peristiwa yang amat dahsyat, terjadi secara tiba-tiba, dan menjadi rahasia Allah swt. Kalau sudah di beritakan / informasikan bahwa kiamat itu pasti terjadi sebagaimana yang ada dalam al-Qur'an telah dijelaskan melalui ayat diatas. Tinggal persiapan kita, mau bagaimana menjalani kehidupan ini, apakah dengan main-main, lalai, lupa sampai maksiat. Atau kehidupan yang di lalui dengan niat ibadah, menjalani kewajiban, menjauhi larangan, mengerjakan yang sunnah dengan penuh keihlasan dan keridhaan  dalam beribadah.

Senin, 09 Agustus 2021

Mushaf dan Shuhuf




Di samping Kitab-kitab tersebut, Allah Swt. juga menurunkan Shahifah-shahifah, antara lain kepada Nabi Idris a.s, Nabi Ibrahim a.s., dan Nabi Musa a.s. yang berisi perumpamaan-perumpamaan, ibarat-ibarat dan suri tauladan. Begitulah penjelasan umum tentang Kitab-kitab Allah Swt. yang diterangkan di dalam Al-Qur’an (Q.S. al-A’lā/8: 18-19).Kitabullah atau Firman Allah Swt. dapat dibagi menjadi 2 (dua) j jenis (1) shuhuf, dan (2) mushaf. Kata shuhuf dapat dilihat pada Q.S. al-A’lā/87: 19. Kedua kalimat itu, berasal dari akar kalimat yang sama, yakni: “shahafa” (menulis). 

Shuhuf  (shahifa) berarti lembaran yang tertulis atau sesuatu yang dibentangkan, sepenggal kalimat yang ditulis dalam material seperti kertas, kulit, daun atau media lain. Sedangkan mushaf (mashahif) berarti kumpulan kumpulan shuhuf, yang dibundel menjadi satu.

Berdasarkan sejarah penulisan teks Al-Qur’an, bentuk Al-Qur’an secara utuh sudah ada sejak zaman Nabi, meski ayat-ayat tersebut ditulis di tempat terpisah, seperti di pelepah kurma, kulit binatang, sabak batu, lembaran daun, atau di tulang binatang. Pasca Rasulullah Saw wafat, khalifah Abu Bakar r.a. memerintahkan, agar Al-Qur’an disalin dari berbagai sarana yang terserak itu ke dalam sarana yang sama dalam bentuk lembaran-lembaran yang dibundel, agar tak ada satu pun himpunanayat yang hilang. Di samping itu, agar terhindar dari perselisihan di antara kaum muslimin, khususnya di masa khalifah Utsman bin ‘A an. Khalifah ketiga ini, meminjam naskah asli Al-Qur’an yang sudah ditetapkan kesahihannya oleh Nabi Saw., kepada Hafshah (istri Nabi yang diamanati memegang naskah asli Al-Qur’an), dan memerintahkan 4 sahabat yang dipimpin oleh Zaid bin Tsabit untuk menulis ulang Al-Qur’an menjadi salinan yang sempurna. Salinan tersebut, kemudian dikirimkan oleh khalifah Utsman r.a. ke beberapa besar di dunia Islam. 


Perbedaan Al-Qur’an dengan Kitab Suci lainnya



Berikut ini, perbedaan Al-Qur’an dengan Kitab Suci lainnya:

a Al-Qur’an menjadi satu-satunya Kitab Suci yang masih utuh, dan dijamin keasliannya. Hal ini karena setiap kali wahyu (ayat/surat) turun, langsung disampaikan Nabi kepada sahabatnya untuk ditulis dan dihafal. Nabi juga menyebutkan dimana ayat atau surat yang baru diwahyukan itu harus diletakkan, kemudian setiap bulan Ramadhan, seluruh bagian Al-Qur’an yang sudah diturunkan, diperiksa dan ditetapkan ulang oleh Nabi Saw. bersama malaikat Jibril (Perhatikan kandungan isi Q.S. al-Hijr/15: 

Sebaliknya, kitab suci lainnya sudah tidak utuh, tidak ada naskah aslinya, dan mengalami banyak perubahan, penyimpangan, dan pengurangan sekaligus penambahan.

b Al-Qur’an menjadi satu-satunya standar yang paling layak untuk dijadikan sebagai pedoman kebenaran bagi umat manusia, karena mengandung kebenaran mutlak yang bersumber dari Allah Swt. 

Hal ini, dapat dikaji dari isyarat ilmiah yang dikandungnya semakin terbukti kebenarannya, misalnya penciptaan alam semesta dalam enam ‘hari’/periode; matahari memancarkan sinar, sementara cahaya bulan adalah cahaya pantulan; Fir’aun mati tenggelam saat berusaha mengejar Nabi Musa a.s. (perhatikan Q.S. Yūnus/10: 92), sedangkan Kitab Suci lainnya tidak bisa dijadikan standar kebenaran, karena sudah banyak intervensi oleh tangan jahil manusia dalam bentuk penggantian dan perubahan. 

c Al-Qur’an satu-satunya Kitab Suci yang ditulis sejak masa t turunnya dan dihafal oleh ratusan, ribuan,dan jutaan umat Islam, baik itu di masa Rasulullah Saw., sahabat, tabiin, maupun umat Islam masa kini, sehingga keaslian dan redaksinya terjamin dan disepakati keabsahannya oleh semua umat Islam, dan bahkand dikalangan orientalis. Hal yang seperti ini, tidak ditemukan dalam KitabSuci lainnya.

Jumat, 06 Agustus 2021

Kiamat Sugra

 





a. Kiamat Sugra

Kiamat Sugra adalah kiamat kecil, yaitu berakhirnya kehidupansemua mahluk yang bernyawa dalam skala kecil, contohnya kematian. Setiap manusia pasti akan mengalami kematian sebagaimana firman Allah Swt

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ



Artinya: “tiap-tiap yang bernyawa pasti akan mengalami kematian dan sesungguhnya pahala kamu akan disempurnakan pada hari kiamat.” (Q.S. Ali-Imran/3:185)

Sebelum terjadi hari kiamat, mereka yang telah mati mengalami proses awal kehidupan akhirat yang disebut alam barzakh (Q.S. ar-Rum/30:55-56). Barzakh adalah alam yang menjadi batas antara alam dunia dan alam akhirat. Pada masa itu roh manusia sudah menyadari akan kebenaran janji Allah Swt. (Q.S. al-Mu’minµn/23:99-100), bahkan kepada mereka yang jahat sudah diperlihatkan Neraka dan siksaannya (Q.S. al-Mu’min/40:45-46). 
Peristiwa-peristiwa yang harus diimani yang akan terjadi sesudah mati antara lain sebagai berikut.
1) Fitnah kubur, yaitu beragam pertanyaan yang diajukan kepada orang yang meninggal tentang Tuhannya, agamanya, nabinya, imannya, dan kiblatnya. 
2) Siksa dan nikmat kubur: siksa kubur diperuntukkan bagi orang yang zalim, munafik, kafir, dan musyrik (Q.S. al-An’ām/6:93, Q.S. al Mu’min/40:46, Q.S. Fu¡¡ilat/41:30, Q.S. al-Ahqāf/46:83-89). “Nikmat kubur diperuntukkan bagi orang yang baik amal ibadahnya di dunia” (Q.S. ²li ’Imran/3:169-170 dan Q.S. al-Baqarah/2:154).

Nama-nama kitab Allah








1. TAURAT

1 Kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani (thora: instruksi). Kitab Taurat adalah salah satu kitab suci yang diwahyukan Allah Swt. kepada Nabi Musa as. Kitab Taurat menjadi petunjuk dan bimbingan bagi Bani Israil. Kitab Taurat (Bahasa Ibrani), yang diwahyukan kepada Nabi Musa a.s., isinya tentang petunjuk dan cahaya kebenaran, serta kisah perjalanan Bani Israil dan kekejaman Fir’aun (Q.S. al-Māidah/5: 44), dan khusus diperuntukkan kepada Bani Israil. Nabi Musa a.s. hidup di Mesir, Madyan, dan Sinai sekitar abad ke-14 Sebelum Masehi (SM).

Firman Allah dalam al-Qur'an
Artinya: “Dan Kami berikan kepada Musa, Kitab (Taurat) dan Kami jadikannya petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman), Janganlah kamu mengambil (pelindung) selain Aku”. (Q.S. al-Isra’/17: 2)


 Isi pokok Kitab Taurat dikenal dengan Sepuluh Hukum (Ten Commandements) atau Sepuluh Firman. Sepuluh Hukum (Ten Commandements) diterima Nabi Musa as. di atas Bukit Tursina (Gunung Sinai). Sepuluh Hukum tersebut berisi asas-asas keyakinan (akidah) dan asas-asas kebaktian (syari'ah), seperti berikut. 
1. Tiada Tuhan selain Allah Swt. 
2. Jangan menyembah berhala 
3. Jangan mempersekutukan Allah Swt. 
4. Sucikan hari sabat (hari Sabtu). 
5. Hormati kedua orang tuamu. 
6. Jangan membunuh. 
7. Jangan berzina. 
8. Jangan mencuri. 
9. Jangan bersumpah palsu (bersaksi dusta). 
10. Jangan menginginkan milik orang lain (menginginkan hak orang lain).


2. KITAB ZABUR

Kata zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari zabara-yazburu-zabr yang berarti menulis. Makna aslinya adalah kitab yang tertulis. Zabµr dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmur (jamaknya mazmir). Dalam bahasa Ibrani disebut mizmar, yaitu nyanyian rohani yang dianggap suci. Sebagian ulama menyebutnya Mazmur, yaitu salah satu kitab suci yang diturunkan sebelum al-Qur’an (selain Taurat dan Injil ).  Kitab diperuntukkan hanya untuk Bani Israil. Nabi Daud a.s. hidup di tanah Kan‘aan sekitar abad ke-10 Sebelum Masehi (SM).

Kitab Zabur berisi kumpulan ayat-ayat yang dianggap suci. Ada 150 surah dalam Kitab Zabµr yang tidak mengandung hukum-hukum, tetapi hanya berisi nasihat-nasihat, hikmah, pujian, dan sanjungan kepada Allah Swt. Secara garis besar, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. dalam Kitab Zabur terdiri atas lima macam: 
1. nyanyian untuk memuji Tuhan (liturgi),
 2. nyanyian perorangan sebagai ucapan syukur, 
3. ratapan-ratapan jamaah, 
4. ratapan dan doa individu, dan 
5. nyanyian untuk raja

3. KITAB INJIL

Kitab Injil diwahyukan oleh Allah Swt. kepada Nabi Isa as. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa as. Kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa as. memuat keterangan-keterangan yang benar dan nyata, yaitu perintah-perintah Allah Swt. agar manusia meng-esa-kan dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apa pun. Dalam Kitab Injil terdapat pula keterangan mengenai akan lahirnya nabi yang terakhir dan penutup para nabi dan rasul, bernama Ahmad atau Muhammad saw. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. sebagai petunjuk dan cahaya penerang bagi manusia. Nabi Is as. diutus untuk mengajarkan tauhid kepada umat atau pengikutnya.

4. KITAB AL-QUR'AN

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril, Al-Qur’an diturunkan tidak sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur. Al-Qur’an diturunkan selama kurang lebih 23 tahun atau tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari. Al-Qur’an terdiri atas 30 juz, 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Wahyu yang terakhir turun adalah Q.S. al-Maidah ayat 3. Ayat tersebut turun pada tanggal 9 dzulhijjah tahun 10 Hijriyah di Padang Arafah, ketika Nabi Muhammad saw. sedang menunaikan haji wada’ (haji perpisahan). Beberapa hari sesudah menerima wahyu tersebut, Nabi Muhammad saw. wafat.