Potret bagi jurnalis tentu tidak asing ditelinga mereka, setiap yang bernuansa seni dan keindahan tentu bernilai lebih bagi mereka. Tidak kecuali bagi para perantauan yang belajar di pulau yang memiliki segudang inpirasi ini seperti perjuangan, tokoh-tokoh penyebar agama, kepercayaan, pendidikan, keindahan alam yang terpatri dalam sejarah, baik yang tertulis maupun yang diingat oleh masyarakat setempat. Selain ditulis dalam sejarah (nonfiksi), ada pula cerita fiksi yang diceritakan turun temurun, sampai ke anak-cucu termasuk cerita Gunug Kawi daw wisatanya.
Potret yang baik memiliki rasa, karya cipta yang tinggi, begitupun sebaliknya. Potret memberikan suatu realita atau fenomena gambaran yang terjadi pada saat itu. Seperti senang atau sedih, tertawa atau kecewa, berbicara atau berdiam dan aktivitas lain-lainnya. Potret tentu saja apa yang dapat ditangkap oleh kamera selain dari gerak gerik manusia, alam pun tidak lepas dari tangkapan potret, karena alam sendiri adalah obyek potret yang memiliki seni tinggi.
Alam sebagai obyek memberikan nilai tersendiri bagi yang menangkapnya. Karena alam merupakan anugerah yang diberikan bagi manusia. Manusialah yang dapat mendefenisikan keindahan alam tersebut. Terkait keindahan alam itu tentu beraneka ragam, entah itu langit, tanah, air, pepohonan dan gunung.
Wisata Gunung Kawi adalah salah satu obyek potret yang memiliki keunikan tertentu. Keunikan itu merupakan khas yang menjadikan ia populer dimasyarakat. Biasanya entah dari mana sejarahnya “katanya” gunung kawi adalah tempat bagi orang-orang yang mencari hakikat kehidupan dan tujuan-tujuan tertentu melalui ritual dan pemujaan-pemujaan terhadap benda atau kepercayaan terhadap tokoh yang dianggap membantu “Si Pemuja”nya dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Seperti kesulitan didalam mencari rezeki, jodoh, pekerjaan, karir, dan sebagainya.
Gunung yang terletak di provinsi Jawa Timur ini memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmatnya. Dikawasan Gunung ini ada sebuah tempat wisata yang menjadi tujuan utama. Wisata ini disebut “Wisata Ritual”. Wisata ini tergolong memiliki nuansa mistis, karena sejak datang sebelum memasuki kawasan wisata bau-bau kemenyan dan dupa dapat tercium yang jauh dari tempat utama. Dikawasan kawi inilah ada tempat yang khusus disediakan bagi siapapun yang ingin datang kesana bagi mereka yang memiliki tujuan, hajatan, dan keinginan khusus.
Di tempat wisata gunung kawi dilaksanakannya acara-acara khusus, biasanya pada waktu, bulan, hari tertentu yang erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakatnya. Pelaksanaan kegiatan diadakan berdasarkan pemegang hajat, menggunakan upacara tertentu dengan mengudang seluruh panitia dan petugas yayasan. Pemegang hajat ada bermacam-macam tujuan ada aqiqah (bagi pemeluk agama islam) dengan dipotongnya kambing atau sejenisnya yang mana diserahkan kepada petugas yayasan, lalu dimasak dan dimakan bersama-sama/beramai-ramai sekaligus sebagai tanda bukti syukur kepada Tuhan YME.
Selain bagi pengunjung khsusus, pengunjung umum pun juga disediakan tempat yang sama bagi pengunjung khusus yang memiliki hajat khusus, ini juga dilakukan melalui ritual-ritual dibarengi sesajen para “pengunjung” biasanya memberikan suguhan-suguhan yang berbentuk harum-haruman, bunga, makanan-makanan tertentu yang dibungkus melalui wadah yang kira-kira cukup menampung itu semua. Lalu diberikanlah kepada juru kunci makam yang menjaga disamping makam untuk tokoh yang dianggap memiliki “kelebihan” sebagai tanda kehormatan dari tamu yang datang dari luar ataupun dalam daerah sekitar gunung kawi .
Potret yang baik memiliki rasa, karya cipta yang tinggi, begitupun sebaliknya. Potret memberikan suatu realita atau fenomena gambaran yang terjadi pada saat itu. Seperti senang atau sedih, tertawa atau kecewa, berbicara atau berdiam dan aktivitas lain-lainnya. Potret tentu saja apa yang dapat ditangkap oleh kamera selain dari gerak gerik manusia, alam pun tidak lepas dari tangkapan potret, karena alam sendiri adalah obyek potret yang memiliki seni tinggi.
Alam sebagai obyek memberikan nilai tersendiri bagi yang menangkapnya. Karena alam merupakan anugerah yang diberikan bagi manusia. Manusialah yang dapat mendefenisikan keindahan alam tersebut. Terkait keindahan alam itu tentu beraneka ragam, entah itu langit, tanah, air, pepohonan dan gunung.
Wisata Gunung Kawi adalah salah satu obyek potret yang memiliki keunikan tertentu. Keunikan itu merupakan khas yang menjadikan ia populer dimasyarakat. Biasanya entah dari mana sejarahnya “katanya” gunung kawi adalah tempat bagi orang-orang yang mencari hakikat kehidupan dan tujuan-tujuan tertentu melalui ritual dan pemujaan-pemujaan terhadap benda atau kepercayaan terhadap tokoh yang dianggap membantu “Si Pemuja”nya dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Seperti kesulitan didalam mencari rezeki, jodoh, pekerjaan, karir, dan sebagainya.
Gunung yang terletak di provinsi Jawa Timur ini memiliki daya tarik tersendiri bagi penikmatnya. Dikawasan Gunung ini ada sebuah tempat wisata yang menjadi tujuan utama. Wisata ini disebut “Wisata Ritual”. Wisata ini tergolong memiliki nuansa mistis, karena sejak datang sebelum memasuki kawasan wisata bau-bau kemenyan dan dupa dapat tercium yang jauh dari tempat utama. Dikawasan kawi inilah ada tempat yang khusus disediakan bagi siapapun yang ingin datang kesana bagi mereka yang memiliki tujuan, hajatan, dan keinginan khusus.
Di tempat wisata gunung kawi dilaksanakannya acara-acara khusus, biasanya pada waktu, bulan, hari tertentu yang erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakatnya. Pelaksanaan kegiatan diadakan berdasarkan pemegang hajat, menggunakan upacara tertentu dengan mengudang seluruh panitia dan petugas yayasan. Pemegang hajat ada bermacam-macam tujuan ada aqiqah (bagi pemeluk agama islam) dengan dipotongnya kambing atau sejenisnya yang mana diserahkan kepada petugas yayasan, lalu dimasak dan dimakan bersama-sama/beramai-ramai sekaligus sebagai tanda bukti syukur kepada Tuhan YME.
Selain bagi pengunjung khsusus, pengunjung umum pun juga disediakan tempat yang sama bagi pengunjung khusus yang memiliki hajat khusus, ini juga dilakukan melalui ritual-ritual dibarengi sesajen para “pengunjung” biasanya memberikan suguhan-suguhan yang berbentuk harum-haruman, bunga, makanan-makanan tertentu yang dibungkus melalui wadah yang kira-kira cukup menampung itu semua. Lalu diberikanlah kepada juru kunci makam yang menjaga disamping makam untuk tokoh yang dianggap memiliki “kelebihan” sebagai tanda kehormatan dari tamu yang datang dari luar ataupun dalam daerah sekitar gunung kawi .
0 komentar:
Posting Komentar